MMT, I am coming!



Daftar MMT
Berkas yang dikumpulkan cukup sederhana. Formulir, transkrip, sertifikat bahasa, ijazah, surat keterangan sehat, rekomendasi dan surat izin kuliah dari perusahaan.
Saya tidak punya ijasah, sehingga saya daftar menggunakan SKL. Boleh? Boleh. Waktu saya telpon bisa karena saya alumni sehingga bisa dideteksi. Mengejar satu dosen dengan satu dosen yang lain untuk meminta surat rekomendasi. Membuat proposal tesis. Okay. Hal yang tak lazim lainnya adalah saya daftar menggunakan IELTS, yang seharusnya TOEFL. Boleh? Boleh. Saya senang tiada tara waktu diperbolehkan, saya tidak perlu tes bahasa lagi. Yeah!

Disclaimer: Kasus saya ini 1 dari 1000, jangan coba-coba ya. Konfirmasi dulu ke panitia.
 
Proses Tes Tulis. Ada saya di foto! Foto diambil dari website MMT ITS.

Tes Tulis + Wawancara
Pagi itu saya terburu-buru datang ke kampus untuk mengikuti tes. Lari sekencang-kencangnya. “Kok sepi..” Sepi karena salah tanggal! Okay.
Di hari yang benar, saya lebih siap. Tes pertama adalah bahasa tapi kan saya skip tuh. Tapi begini sedikit ceritanya:

Tes TOEFL
Tes TOEFL yang di kampus terdiri dari tiga bagian: Listening, Grammar dan Reading. Lama pengerjaannya sekitar 2 jam. Tidak ada tips dan trik khusus, cukup belajar. Karena TOEFL merupakan skills yang butuh practice. Semakin sering ketemu Bahasa Inggris maka akan semakin jago.

Tes Materi Bidang
Gimana tuh? MMT memiliki tiga bidang, yaitu Manajemen Industri, Manajemen Proyek dan Manajemen Teknologi Industri. Nah, ketika kalian ambil salah satu bidang maka akan dites sejauh mana kamu tau tentang bidang tersebut. Dalam kasus ini saya ambil Manajemen Industri (MI), sehingga saya mengerjakan soal yang berhubungan dengan MI. Saya belajar supply chain management, belajar input-output, belajar menghitung laba-rugi. Yang kira-kira keluar deh haha. Waktu itu saya bisa jawab tapi tidak tahu benar atau salah :D

Tes GMAT
GMAT itu semacam TPA tapi dengan bobot soal yang lebih berat. Misal, X diketahui, Y tidak diketahui, Z ditanyakan. Okay. Saya belajar banyak sebelum tes, saya belajar menghubungkan logikanya. Karena saya taunya GMAT itu in English, jadilah saya belajar GMAT ini in English. Bahkan idiomnya juga saya belajar in English. Ternyata.. tesnya pake Bahasa Indonesia hahaha! Okay. Ada soal bacaannya – panjang banget kayak kereta api. Setelah selesai mengerjakan GMAT saya koleng-koleng, pusing dan lapar. Otaknya diperas.

Wawancara
Pertanyaan seputar wawancara adalah tentang diri sendiri, background, motivasi dan thesis. Waktu wawancara, saya menjual nilai Bahasa Inggris saya dan yang terjadi adalah.. saya wawancara pake Bahasa Inggris! Okay. Jadi saya harus menjelaskan jawaban in English.

Setelah proses selesai, saya pulang dan makan enak!

Kenapa Masuk MMT ITS



Kenapa masuk MMT ITS?
Dari sebelum lulus sarjana, saya udah ancang-ancang ambil S2. Saya pengen banget kuliah di luar negeri tapi ternyata saya jadi kuliah di dalam negeri. Tidak mudah tapi harus.

Kuliah ke Luar Negeri
Keinginan belajar di luar negeri sudah ada sejak SMP, dan belum kesampaian sampe sekarang haha. Di akhir tahun sarjana, saya menyiapkan semua berkas untuk daftar S2. Mulai dari IELTS, CV, study plan, research proposal, translate akte, KK, KTP ke bahasa Inggris dan lainnya. Setiap ada bukaan beasiswa yang kira-kira masuk, saya daftar. Mulai Asia sampe Eropa, mulai daftar melalui Profesor sampe jalur Universitas – bahkan beasiswa Pemerintah, mulai keterima sampe surat penolakan di rumah. Banyak deh. Nano-nano.

Kuliah di Dalam Negeri
Alasan utama saya belum bisa melanjutkan kuliah di luar negeri adalah karena saya masih dalam masa pengabdian. Di samping, saya tidak mau kehilangan waktu sehingga saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Surabaya. Saya alumni ITS dan merasa ITS adalah tempat kuliah yang paling masuk akal daripada universitas lain. Saya tidak punya banyak waktu, itu kenapa saya ambil MMT yang kuliah di akhir pekan.

MMT Salah Jurusan?
Tidak. Ini passion saya. Berbeda dengan prodi sarjana saya. Saya suka belajar manajemen, marketing, bisnis dan saudaranya. Maka itu, saya menjalaninya dengan senang hati. Tentu saja sesekali pusing sama tugas tapi bisalah.

Kenapa masuk MMT ITS?
Because I want to!