Daftar MMT
Berkas yang dikumpulkan cukup sederhana. Formulir,
transkrip, sertifikat bahasa, ijazah, surat keterangan sehat, rekomendasi dan
surat izin kuliah dari perusahaan.
Saya tidak punya ijasah, sehingga saya daftar menggunakan SKL. Boleh? Boleh. Waktu saya telpon
bisa karena saya alumni sehingga bisa dideteksi. Mengejar satu dosen dengan
satu dosen yang lain untuk meminta surat rekomendasi. Membuat proposal tesis.
Okay. Hal yang tak lazim lainnya adalah saya daftar menggunakan IELTS, yang seharusnya TOEFL. Boleh?
Boleh. Saya senang tiada tara waktu diperbolehkan, saya tidak perlu tes bahasa
lagi. Yeah!
Disclaimer: Kasus saya ini 1 dari 1000, jangan
coba-coba ya. Konfirmasi dulu ke panitia.
Tes Tulis + Wawancara
Pagi itu saya terburu-buru datang ke kampus untuk mengikuti
tes. Lari sekencang-kencangnya. “Kok
sepi..” Sepi karena salah tanggal! Okay.
Di hari yang benar, saya lebih siap. Tes pertama adalah
bahasa tapi kan saya skip tuh. Tapi begini
sedikit ceritanya:
Tes TOEFL
Tes TOEFL yang di kampus terdiri dari tiga bagian: Listening,
Grammar dan Reading. Lama pengerjaannya sekitar 2 jam. Tidak ada
tips dan trik khusus, cukup belajar. Karena TOEFL merupakan skills yang butuh
practice. Semakin sering ketemu Bahasa Inggris maka akan semakin jago.
Tes Materi Bidang
Gimana tuh? MMT memiliki tiga bidang, yaitu Manajemen
Industri, Manajemen Proyek dan Manajemen Teknologi Industri. Nah, ketika kalian
ambil salah satu bidang maka akan dites sejauh mana kamu tau tentang bidang
tersebut. Dalam kasus ini saya ambil Manajemen Industri (MI), sehingga saya
mengerjakan soal yang berhubungan dengan MI. Saya belajar supply chain
management, belajar input-output, belajar menghitung laba-rugi. Yang
kira-kira keluar deh haha. Waktu itu saya bisa jawab tapi tidak tahu benar atau
salah :D
Tes GMAT
GMAT itu semacam TPA tapi dengan bobot soal yang lebih
berat. Misal, X diketahui, Y tidak diketahui, Z ditanyakan. Okay. Saya belajar
banyak sebelum tes, saya belajar menghubungkan logikanya. Karena saya taunya
GMAT itu in English, jadilah saya belajar GMAT ini in English. Bahkan
idiomnya juga saya belajar in English. Ternyata.. tesnya pake Bahasa Indonesia
hahaha! Okay. Ada soal bacaannya – panjang banget kayak kereta api. Setelah selesai
mengerjakan GMAT saya koleng-koleng, pusing dan lapar. Otaknya diperas.
Wawancara
Pertanyaan seputar wawancara adalah tentang diri sendiri, background,
motivasi dan thesis. Waktu wawancara, saya menjual nilai Bahasa Inggris saya
dan yang terjadi adalah.. saya wawancara pake Bahasa Inggris! Okay. Jadi saya
harus menjelaskan jawaban in English.
Setelah proses selesai, saya pulang dan makan enak!
